Itu sebabnya, masyarakat di tempat ini umumnya membangun kandang sapi di depan rumah. Sejak kapan mitos ini berkembang, tidak diketahui dengan pasti, namun tetap dipercaya hingga saat ini
Menurut Kepala Desa (Kades) Sambiroto, Sukatmo, Pemerintah Desa sudah mencoba meminta warga agar memindahkan kandang sapi ke belakang rumah. Selain mengganggu keindahan, kandang sapi di depan rumah berpotensi mengganggu kesehatan warga. Hal tersebut juga membuat Desa Sambiroto tidak pernah menjadi juara, ketika mengikuti lomba perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Namun ada beberapa alasan yang masuk akal, mengapa masyarakat di desa ini lebih memilih membangun kandang di depan rumah yaitu:
Pertama, para peternak di desa ini umumnya memelihara sapi dari kecil hingga besar sebagai sebagai tabungan atau aset. Dengan posisi kandang di depan rumah, mereka merasa tenang karena bisa melihat asetnya setiap saat.
Kedua, memudahkan peternak saat memberikan pakan, karena tidak perlu memutar ke belakang rumah.
Ketiga, kandang di belakang rumah sering kali lebih kotor daripada di depan rumah karena tidak terkontrol.
Dan keempat, kandang di belakang rumah juga mudah mengundang ular ke kandang, jika tidak diketahui bisa membahayakan sapi juga peternaknya.
Kepala Desa (Kades) Sambiroto, Sukatmo, tidak membantah jika kandang sapi di depan rumah bisa merusak keindahan dan kebersihan lingkungan. Tetapi hal itu sulit diubah karena sudah menjadi tradisi. Sedangkan mengenai mitos yang beredar, Sukatmo pernah mencoba membuktikannya dengan membangun kandang sapi, walaupun tidak di depan, melainkan disamping rumah, ternyata aman-aman saja.
Peternak sapi lain, Suratno, membenarkan hal tersebut. Kandang sapi di depan rumah sebenarnya hanya masalah kepraktisan saja. Segala urusan tentang sapi menjadi lebih mudah jika kandang berada di depan rumah.