Yaitu kawasan Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh, Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Kabupaten Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan, Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Kabupaten Kediri Jawa Timur, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, dan Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.
Program Desa Korporasi Sapi (DKS) mentransformasi kelembagaan yang awalnya berbasis kelompok menjadi kelembagaan korporasi yang tersentra dalam 1 (satu) kawasan, berskala ekonomi dan terintegrasi hulu hingga hilir, serta berorientasi profit untuk meningkatkan kesejahretaan peternak di dalamnya.
Manfaat Program Desa Korporasi Sapi (DKS) Bagi Peternak
Jika peternak sebelumnya melakukan pemeliharaan sendiri di rumah, dengan program DKS peternak menjadi dalam satu wadah kelembagaan yang terstruktur yang bermanfaat, yaitu:
- Peternak dapat memperoleh layanan kesehatan hewan dan layanan reproduksi ternak dengan lebih intensif karena memudahkan petugas dari Dinas dalam pemantauan di satu lokasi.
- Mudah mengakses pembiayaan dari perbankan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) kerja sama dengan offtaker,
- Peternak ini akan diberikan fasilitas sarana pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk cair dan pupuk padat, serta pemanfaatan limbah sebagai biogas sebagai sumber energi alternatif dari Kementerian Pertanian
- Peternak memperoleh bimtek untuk penyediaan pakan ternak.
- Penjualan ternak lebih terkoordinir, sehingga memperoleh harga jual yang lebih baik melalui offtaker-nya.
Harapannya, dengan Program Desa Korporasi Sapi (DKS), pasokan daging sapi di dalam negeri akan meningkat. Sebagai contoh Program Desa Korporasi Sapi (DKS) yang telah berhasil ada di Pejaman Paser Utara Kalimantan Timur. Jumlah peternak yang tergabung sebanyak 194 orang. Sebagai wadahnya, para peternak di daerah ini telah membuat korporasi yang diberi nama Koperasi Jasa Babulu Brahman Jaya sejak 4 Januari 2022.
dibentuk sejak 4 Januari 2022, Koperasi Jasa Babulu Brahman Jaya, sukses menambah populasi sapi indukan. Posisi per tanggal 20 April 2022, yang semula 500 ekor telah beranak 22 ekor dan bunting 69 ekor. Untuk perkembangan ternak bakalan, peternak sudah menjual 138 ekor sapi bakalan.Dari sapi bakalan yang dijual tersebut, telah dilakukan pembelian/replacement 36 ekor dan sisanya masih dalam proses pencarian ternak pengganti.
Para anggota korporasi juga telah memiliki lahan untuk penanaman tanaman pakan ternak di masing-masing kelompok. Korporasi juga tengah proses penyusunan Perjanjian Kerja Sama dengan PT. Sumber Bunga Sawit Lestari untuk mengakses bungkil inti sawit 1 (satu) ton per pengambilan untuk pakan ternak.
Kelompok ini juga terus didorong untuk memanfaatkan kotoran ternak agar diolah menjadi biogas dan pupuk organik, baik pupuk cair maupun kompos karena sarana prasarananya sudah difasilitasi oleh Kementerian Pertanian.
Program Desa Korporasi Sapi (DKS), nantinya akan diterapkan ke seluruh Indonesia sesuai potensi daerah. Pasalnya, program ini bisa membantu mencapai target penambahan populasi ternak dan mencukupi pemenuhan protein hewani bagi masyarakat.