TRANSLATE

Hedi dan Gianjar, Seniman Barbeque Daging Sapi Ala BBQ Mountain Boys

Siapa pun anda, pasti tergiur jika melihat daging sapi barbeque. Bahan barbeque memang menjadi salah satu bumbu masakan yang membuat rasa bahan makanan lebih gurih dan lezat. Sehingga daging sapi barbeque atau berbagai jenis olahan barbeque lain sangat disukai. Namun tahukah Anda, apa yang dimaksud dengan barbeque?

Albert Wijaya, chef dan pemilik restoran Holy Smokes beberapa waktu lalu, mengungkapkan, sering sekali terjadi salah pengertian antara grill dan barbeque. Mengolah daging sapi dengan cara membakarnya diatas arang seperti yang selama ini dilakukan adalah metode grill alias bakar. Cara pengolahan ini memanfaatkan suhu tinggi dan juga waktu yang cepat untuk memasak, sekitar 1-2 jam saja.

Sedangkan barbeque adalah kebalikannya, yaitu menggunakan suhu yang rendah dengan jangka waktu pemasakannya yang lama, bisa mencapai lebih dari 10 jam. Daging sapi yang dimasak dengan metode ini tidak akan gosong, walau tampilan hitam. Itu adalah kerak dari bumbu yang terkaramelisasi. Namun demikian, mengolah daging sapi dengan barbeque tidaklah mudah.

Utamanya dalam hal menjaga konsistensi panas dalam alat pemanggang. Oleh sebab itu, proses pengolahan daging sapi baru bisa dilakukan setelah temperatur dalam pemanggang sudah stabil. Pendapat senada dikatakan juga oleh Hedi Rusdian dan Gianjar Saribanon, dua cowok pendiri BBQ Mountain Boys. Menurut mereka, barbeque itu adalah seni, khusunya untuk American Style BBQ yang tergolong slow and low cooking.

 

Siapakah Hedi Rusdian dan Gianjar Saribanon?

barbeque ala hedi dan gianjar 2Mereka adalah anak-anak muda dari Bandung yang berhasil mempopulerkan kegiatan outdoor barbeque. Hedi Rusdian pada awalnya bukanlah ahli barbeque. Hedi adalah pengrajin di Fourspeed Metalwerks, perusahaan yang membut aneka perhiasan dan aksesoris yang sudah punya nama dikalangan selebritas dunia seperti tattoo artist Kat Von D, skater Steve Caballero hingga grup band Metallica.

Ketertarikannya pada bidang pertanian berawal pertemuan kembali dengan Gianjar, sahabatnya masa kecilnya. Gianjar adalah anak seorang petani, dan pengelola Saux Farm, sebuah private coffee farm dan creative space yang berada di tengah hutan pinus Lembang, yang didirikan pada tahun 2014 silam. Hedi pun bercerita bahwa ia jenuh hidup di kota dengan segala permasalahannya. Heidi membutuhkan satu tantangan dan lingkungan baru.

Gianjar, kemudian mengajak Hedi untuk mengembangkan Saux Farm. Hedi tertarik dan langsung memutuskan untuk keluar dari Fourspeed Metalwerks pada 2015. Berangkat dari inspirasi yang ia dapatkan setelah melihat film 'Filosofi Kopi' karya Angga Dwimas Sasongko, kini Hedi serius menggarap konten mengenai outdoor lifestyle, termasuk membuat barbeque di dalam hutan.

Tidak hanya berdagang kopi,  Hedi dan Gianjar juga ingin menjadikan Saux Farm sebagai tempat yang bisa menginspirasi anak muda untuk mulai kembali bertani. Mereka juga merancang berbagai kegiatan yang menunjang aktivitas utamanya, antara lain dengan membuat barbeque dialam terbuka. Tidak main-main, di saat membuatnya didalam hutan, Hedi menggunakan smoker tradisional menggunakan kayu yang ia tebang dari hutan untuk menciptakan rasa khas pada daging yang ia buat.

barbeque ala hedi dan gianjar 3Aktivitas yang mereka lakukan kemudian disebarluaskan dengan aktivasi online di Youtube dengan nama BBQ Mountain Boys di tahun 2018. Silahkan simak video-video yang mereka unggah, bagaimana mereka sukses menampilkan suasana natural namun fun yang sebenarnya bisa didapat dengan menjadi petani. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para petani masa depan, belum lagi dengan ilmu pengetahuan serta kreativitas yang semakin berkembang. Mereka mencoba menggambarkan tentang gaya hidup petani masa kini yang berbagia kegiatan yang disebut sebagai modern outdoor lifestyle.

Di Indonesia, kegiatan agrikultur seperti bertani, berkebun dan beternak memang belum banyak dilirik oleh generasi muda. Padahal banyak sekali yang bisa digarap dari memiliki usaha agrikultur tersebut. Seperti Experience adalah kunci dari memperkenalkan pengalaman agrikultur kepada masyarakat menurut National Museum of American History.

Australia sudah melakukannya. Negara ini giat melakukan farming tour untuk wisatawan dan media lokal dan internasional. Seperti di wilayah Margaret River, Western Australia, di mana perkebunan wine, peternak madu dan lobster air tawar, hingga petani buah memiliki experience center yang umumnya merupakan restoran atau cafe yang menggunakan produk-produk hasil tani dan ternak mereka.

Sumber:

  • www.mldspot.com
  • www.toptables.id